Kanker payudara merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi perhatian utama di Indonesia. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, namun deteksi dini secara signifikan dapat meningkatkan peluang kesembuhan. Menyadari pentingnya langkah preventif ini, tim pengabdian masyarakat dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada melaksanakan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Banyurejo, Tempel, Sleman dalam Pencegahan Penyakit Tidak Menular, dengan fokus pada edukasi dan pelatihan terkait kanker payudara sebagai salah satu kegiatan yang mendukung SDG 3 dan 4.
Kanker payudara adalah jenis kanker yang berkembang di jaringan payudara, terutama di saluran susu (duktus) atau kelenjar susu (lobulus). Penyebab pasti kanker payudara masih belum diketahui, namun terdapat beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit ini, seperti riwayat keluarga, usia, perubahan hormonal, obesitas, konsumsi alkohol, dan gaya hidup yang tidak aktif.
Deteksi dini kanker payudara sangat penting untuk meningkatkan kemungkinan kesembuhan. Salah satu metode deteksi dini yang sederhana adalah SADARI (Periksa Payudara Sendiri). SADARI adalah pemeriksaan payudara secara mandiri untuk mendeteksi adanya perubahan atau kelainan, seperti benjolan, perubahan bentuk atau ukuran payudara, serta keluarnya cairan yang tidak normal dari puting. SADARI sebaiknya dilakukan secara rutin setiap bulan, idealnya beberapa hari setelah menstruasi selesai, karena pada waktu ini jaringan payudara cenderung lebih lunak dan tidak bengkak.
Langkah-langkah dalam SADARI meliputi:
- Berdiri di depan cermin dan mengamati payudara untuk melihat adanya perubahan bentuk, ukuran, atau warna kulit.
- Mengangkat kedua lengan dan memeriksa perubahan di bagian bawah payudara.
- Memeriksa payudara dengan menggunakan tiga ujung jari secara melingkar, dari luar ke arah dalam, termasuk area ketiak.
- Memeriksa puting untuk memastikan tidak ada cairan yang keluar secara tidak normal.
- Berbaring dan mengulangi langkah pemeriksaan untuk memastikan tidak ada kelainan yang terlewat.
Pelaksanaan Penyuluhan dan Pelatihan SADARI
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 9 Agustus 2024 dan diawali dengan penyuluhan mengenai kanker payudara oleh dosen Departemen Farmakologi FKKMK UGM, dr. Mia Munawaroh Yuniyanti, M.Biomed. Penyuluhan mencakup faktor risiko, tanda-tanda awal kanker payudara, serta pentingnya deteksi dini melalui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Selama sesi, peserta mendapatkan pengetahuan yang mudah dipahami dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Setelah sesi penyuluhan, peserta dibagi menjadi tiga kelompok kecil untuk mengikuti pelatihan praktis SADARI. Pelatihan ini dipandu oleh dr. Mia Munawaroh dengan bantuan tiga mahasiswa, yaitu Syafei Akbar Fatahudin, Laxmi Regina Devi Fortuna SP, dan Marchela Kurnia Dewanti. Para peserta secara langsung mempraktikkan teknik SADARI yang benar, sehingga mereka dapat menerapkannya secara mandiri di rumah.
Untuk mengukur efektivitas edukasi yang diberikan, perubahan tingkat pengetahuan peserta dinilai melalui pretest dan posttest. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan tingkat pengetahuan peserta sebesar 13%. Selain itu, peserta diajak untuk berkomitmen melakukan pemeriksaan SADARI secara rutin setiap bulan di rumah. Langkah ini diharapkan menjadi kebiasaan yang dapat membantu mendeteksi kanker payudara secara dini dan meningkatkan kesadaran kesehatan secara berkelanjutan.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini menunjukkan bahwa edukasi dan pelatihan sederhana, seperti SADARI, dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kanker payudara. Dengan pengetahuan yang lebih baik, masyarakat Desa Banyurejo diharapkan mampu melindungi diri dan keluarga dari risiko kanker payudara, sekaligus mempromosikan budaya hidup sehat di komunitas mereka.