Angka Harapan Hidup (AHH) semakin meningkat dari tahun ketahun baik di negara berkembang maupun sedang berkembang seperti Indonesia. Rata-rata AHH orang Indonesia di tahun 2018 adalah 73 tahun dan naik menjadi 73,6 tahun di tahun 2022. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan provinsi dengan AHH terbanyak, baik untuk laki-laki maupun perempuan dengan rata-rata AHH berturut-turut adalah 73,28 dan 76,93 tahun (BPS, 2023). Hal ini berdampak semakin banyak persentase lanjut usia dan masalah kesehatan yang dijumpai di usia lanjut.
Masalah kesehatan berupa penyakit tidak menular (PTM) antara lain hipertensi, penyakit sendi, diabetes melitus, stroke, penyakit jantung, gangguan gigi dan mulut sering dijumpai di lanjut usia (lansia). Jumlah hipertensi di usia lebih dari 18 tahun pada tahun 2013 sekitar 25,8% dan naik menjadi 34,1 % % atau sekitar 63 juta penduduk di tahun 2018. Jumlah hipertensi di Propinsi DIY menduduki tempat kedua setelah provinsi Sulawesi Utara dan jumlahnya semakin meningkat dengan bertambahnya umur baik di usia pra lansia (45-59 tahun) dan lansia (lebih dari 60 tahun) (Riskesdas 2018). Jumlah hipertensi di usia lansia yang lebih dari 60 % (Kemenkes, 2021) dan beresiko tinggi untuk terjadinya stroke dan penyakit jantung mendorong dilakukan skrining melalui kegiatan pengabdian masyarakat. Kegiatan oleh Tim pengabdian masyarakat Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada telah dilaksanakan di bulan Juni-Oktober 2023 dengan mengusung tema “Pemberdayaan Masyarakat Desa Banyurejo, Tempel, Sleman dalam Pencegahan Penyakit Tidak Menular”.
Saat kegiatan edukasi tentang hipertensi, ternyata ada lansia yang bertanya “Bu, hipertensi niku nopo to?” (Bu, apakah hipertensi itu?). Ini merupakan salah satu contoh bahwa masih ada masyarakat dalam hal ini lansia tidak paham tentang pengertian dan mungkin hal lain terkait hipertensi seperti dampak dari hipertensi, cara pencegahan, pemicu, dan lain-lainnya meskipun istilah hipertensi telah sering didengar. Untuk itu tulisan ini akan menguraikan seluk beluk terkait tekanan darah dan hipertensi serta hal-hal yang sebaiknya dilakukan agar tetap sehat meskipun punya hipertensi.
Apakah yang dimaksud dengan tekanan darah dan hipertensi? Tekanan darah adalah tekanan darah yang mendorong dinding pembuluh darah arteri, yaitu suatu pembuluh darah yang menghantarkan darah dari jantung ke seluruh tubuh. Tekanan darah diukur menggunakan 2 angka yaitu tekanan darah sistolik dan diastolik yang dinyatakan dengan satuan milimeter air raksa (Hydrargyrum) atau mmHg. Tekanan sistolik menunjukkan tekanan di arteri saat jantung berdenyut dan diastolik merupakan tekanan di arteri saat jantung beristirahat di antara denyut jantung. Contoh tekanan darah seseorang 120/80 mmHg artinya orang tersebut mempunyai tekanan darah sistolik 120 dan diastolik 80 mmHg. Tekanan darah melebihi dari normal disebut hipertensi.
Berapa angka tekanan darah disebut hipertensi? Dikategorikan hipertensi bila tekanan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg dan/atau diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmHg. Bila tekanan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg dan diastolik kurang dari 90 mmHg digolongkan hipertensi sistolik terisolasi (HST). Angka tekanan diastolik yang normal pada HST seringkali kurang mendapat perhatian karena anggapan bahwa tekanan darah ini tidak berbahaya.
Kegiatan pengabdian masyarakat mendapatkan bahwa di Senoboyo Banyurejo terdapat 36,67 % Lansia dan 40% pra lansia hipertensi. Hipertensi sistolik terisolasi dijumpai 20% di lansia dan 30% di pralansia atau dari total penderita hipertensi dijumpai 54,54% lansia dan 75% pra lansia merupakan HST. Angka kejadian HST di Indonesia pada usia lebih dari 40 tahun adalah 7,12%. Nilai ini lebih rendah karena besar sampelnya sangat tinggi, yaitu diambil dari 22 kotamadya/kabupaten di Indonesia. Umur, diabetes melitus, gagal ginjal, dan lama kebiasaan merokok didapatkan berhubungan erat dengan HST (Soejono, 2023). Meskipun angka tekanan diastolik dibawah 90 mmHg, hipertensi sistolik terisolasi tidak boleh diremehkan.
Usia lanjut sering muncul HST karena dikaitkan adanya arteriosklerosis (kekakuan) pembuluh darah besar. Seiring dengan bertambahnya usia maka tekanan darah sistolik meningkat secara linear atau gambarannya seperti garis lurus yang cenderung mengarah ke atas. Tekanan darah diastolik juga meningkat, dan di usia 50 atau 60-an diastolik menurun secara bertahap. Jadi, HST merupakan penyebab paling umum peningkatan tekanan darah lansia sehingga apa yang dijumpai di dusun Senoboyo sesuai dengan teori yaitu HST menjadi jenis hipertensi tertinggi.
Apa dampak dari hipertensi sistolik terisolasi? Seperti jenis hipertensi yang lain, HST yang tidak terkontrol akan beresiko untuk merusak pembuluh darah yang ada di seluruh tubuh. Hal ini akan menyebabkan penyakit lain muncul seperti serangan jantung, stroke, gangguan ginjal, gagal jantung dan penyakit lainnya. Hipertensi merupakan faktor resiko yang terbanyak dan bisa dicegah untuk penyakit tersebut. Hipertensi sistolik terisolasi yang terkontrol (tekanan darah terjaga baik dengan obat dan menjaga gaya hidup sehat) akan menurunkan kejadian stroke, penyakit jantung, ginjal, dan kematian.
Apa saja tanda dan gejala HST? Sayangnya sebagian besar pasien yang menderita HST tidak menunjukkan tanda dan gejala apapun. Satu-satunya cara agar kita bisa mengetahui apakah kita menderita HST adalah dengan cara mengukur tekanan darah secara berkala.
Apa yang harus dilakukan agar terhindar dari HST? Mengubah gaya hidup sehari-hari merupakan hal utama agar terhindar dari HST. Menurunkan berat badan dapat membantu dalam menurunkan tekanan darah. Makanan yang direkomendasikan untuk penderita penyakit tekanan darah tinggi dikenal dengan istilah DASH diet (Dietary Approaches to Stop Hypertension) . Diet DASH menganjurkan penderita hipertensi untuk mengkonsumsi sayur, gandum, produk susu rendah lemak, buah, protein tanpa lemak, kacang-kacangan dan biji-bijian. Selain itu, konsumsi garam dibatasi sebanyak 2300 gram/hari. Olahraga yang disarankan adalah olahraga aerobik selama 30 menit per hari selama 5 kali dalam seminggu. Merokok perlu dihentikan karena rokok dapat menyebabkan kekakuan pembuluh darah yang akan meningkatkan tekanan darah. Modifikasi gaya hidup yang juga tidak kalah penting adalah memanajemen stress dengan cara yoga, meditasi atau menghabiskan waktu di alam.
Usia tua tidak dapat dicegah, demikian pula munculnya HST karena faktor usia yang semakin menua. Namun dampak HST dapat dihindari dengan mengubah gaya hidup sehari-hari sejak dini, dan bukan saat usia menua. Mari lakukan gaya hidup sehat agar tetap sehat dan bahagia di usia tua.
Penulis
- Rul Afiyah Syarif
- Mia Munawaroh Yuniyanti
Daftar Pustaka
- Permenkes RI. 2015. Permenkes no 67 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Pusat Kesehatan Masyarakat.
- Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2021. Kepmenkes No HK.01.07/MENKES/4634/2021 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Hipertensi Dewasa
- Badan Pusat Statistik (BPS). 2023. Angka Harapan Hidup (AHH) Menurut Provinsi dan Jenis Kelamin (Tahun), 2020-2022. Diakses 25 September 2023. https://www.bps.go.id/indicator/40/501/1/angka-harapan-hidup-ahh-menurut-provinsi-dan-jenis-kelamin.html
- Czeresna Heriawan Soejono. 2023. Hipertensi sistolik terisolasi di Indonesia, prevalensi dan faktor risiko. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
- Tan JL, Thakur K. Systolic Hypertension. [Updated 2023 Jan 23]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482472