Departemen Farmakologi dan Terapi FK-KMK UGM Bersama Departemen Mikrobiologi menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang diselenggarakan pada Sabtu, 15 November 2025, di Padukuhan Sompok, Kalurahan Sriharjo, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul. Kegiatan ini mengusung tema “Pengendalian Leptospirosis dan Pemberdayaan Masyarakat melalui REWANG (Relawan dan Warga Antisipasi Keracunan Pangan dan Peduli Gizi Seimbang)”.
daily lfe
Departemen Farmakologi dan Terapi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) memperkuat sinergi dalam pengembangan pendidikan tinggi dan penelitian melalui kerja sama internasional dengan Institute of Science Tokyo, Jepang. Kegiatan ini berfokus pada penguatan kolaborasi promotor dalam Program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU). Melalui kerja sama ini, diharapkan kinerja serta kualitas penyelenggaraan program pascasarjana di Indonesia, khususnya pada perguruan tinggi penyelenggara PMDSU, dapat semakin meningkat.
Dua dosen Departemen Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada turut berpartisipasi dalam Kongres ke-59 EUROTOX 2025, yang diselenggarakan oleh European Societies of Toxicology pada 14–17 September 2025 di Athena, Yunani. Kongres internasional bergengsi ini mengusung tema “Toxicology Addresses Society’s Real Life Risk for Sustainable Health and Well Being”, yang menyoroti peran toksikologi dalam menghadapi tantangan kesehatan masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan.
Salah satu narasumber utama adalah Dosen Departemen Farmakologi dan Terapi FK-KMK UGM, Dr.rer.nat. apt. Arko Jatmiko Wicaksono, M.Sc. Dalam paparannya, Arko menegaskan pentingnya penggunaan obat secara bijak dalam mendukung aktivitas kebugaran, khususnya bagi atlet profesional. “Pemilihan obat tidak boleh sembarangan. Harus berbasis diagnosis, legalitas, dan sesuai regulasi Badan Anti Doping Dunia (WADA). Peran farmakolog sangat dibutuhkan untuk memastikan keamanan serta kepatuhan dalam penanganan cedera,” jelasnya. Pandangan ini memperkuat pesan bahwa aspek farmakologi memiliki kontribusi vital dalam pengembangan smart wellness tourism.
Webinar ini juga menghadirkan apt. Firda Ridhayani, M.Clin.Pharm., staf pengajar FK-KMK UGM, yang berperan sebagai moderator. Firda mengarahkan jalannya diskusi secara interaktif sehingga peserta mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai keterkaitan olahraga, gizi, farmakologi, dan manajemen cedera. Kombinasi narasumber berpengalaman dan moderator yang komunikatif membuat kegiatan ini berlangsung dinamis dan sarat manfaat.
Selain menekankan aspek medis, webinar turut membuka ruang bagi mahasiswa Magister Ilmu Biomedik untuk menyampaikan diseminasi ilmiah, yang menambah nilai akademis sekaligus memperkuat kontribusi UGM dalam pengabdian berbasis pengetahuan. Dukungan berbagai pihak, termasuk Pusat Kedokteran Herbal dan PPKORI DIY, memperlihatkan kuatnya kolaborasi lintas sektor dalam mendorong sinergi kesehatan dan pariwisata. Kegiatan ini sejalan dengan upaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya: SDG 3 (Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan) melalui edukasi pencegahan dan penanganan cedera olahraga, SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) lewat diseminasi ilmu dan pembelajaran publik, SDG 9 (Inovasi dan Infrastruktur) dengan pengembangan platform daring pengecekan produk doping, dan SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) melalui kolaborasi akademisi, praktisi, dan komunitas dalam menyukseskan wellness tourism.
Dengan antusiasme peserta yang tinggi dan dukungan para pakar, kegiatan ini diharapkan menjadi pijakan penting bagi Yogyakarta untuk memperkuat citra sebagai pusat wellness tourism nasional, sekaligus memberi kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui pendekatan berbasis ilmu pengetahuan.
Pada kesempatan tersebut, apt. Firda Ridhayani, M.Clin.Pharm., menyampaikan materi dengan topik “Tantangan dan Kesiapan Departemen dalam Pengujian Produk Biosimilar”. Topik ini diangkat sejalan dengan perkembangan pesat terapi biologis, termasuk biosimilar, yang menuntut kesiapan tenaga akademik dan peneliti dalam memahami regulasi, metodologi, serta aspek klinis yang menyertainya.
Kegiatan CME ini tidak hanya menjadi forum berbagi pengetahuan, tetapi juga wadah diskusi strategis untuk memperkuat kapasitas Departemen dalam menghadapi dinamika penelitian dan pengembangan produk biosimilar. Diskusi membahas peran akademisi dalam mendukung pengujian yang berbasis bukti ilmiah, serta pentingnya kolaborasi lintas bidang dalam menjawab tantangan di lapangan.
Penyelenggaraan CME ini sejalan dengan upaya Departemen Farmakologi dan Terapi mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Kegiatan ini mendukung SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) dengan mendorong akses pada terapi yang aman dan efektif melalui pemahaman yang komprehensif mengenai biosimilar. Selanjutnya, melalui peningkatan kapasitas dosen, kegiatan ini turut berkontribusi pada SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), khususnya dalam ranah pendidikan tinggi kedokteran. Di sisi lain, diskusi yang mengarah pada peluang kolaborasi dengan industri farmasi menunjukkan praktik nyata dari SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan)
Selama lebih dari tiga puluh lima tahun mengabdi, Prof. Erna dikenal sebagai sosok akademisi yang konsisten mengembangkan ilmu farmakologi di Indonesia, khususnya di bidang farmakoepidemiologi dan farmakoekonomi. Beliau berperan aktif dalam memajukan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, sekaligus menjadi inspirasi bagi dosen, mahasiswa, maupun tenaga kependidikan. Melalui berbagai karya ilmiah dan keterlibatan dalam forum akademik nasional maupun internasional, Prof. Erna telah ikut membangun reputasi Departemen Farmakologi dan Terapi FK-KMK UGM di kancah global. Dalam sambutannya, Ketua Departemen Farmakologi dan Terapi FK-KMK UGM, Prof. Dr. dr. Eti Nurwening Sholikah, M.Kes., M.Med.Ed., Sp.KKLP., menyampaikan penghargaan mendalam atas pengabdian Prof. Erna. Beliau menekankan bahwa warisan ilmu, pengalaman, dan teladan yang ditinggalkan akan menjadi pijakan penting bagi generasi berikutnya untuk terus berkarya.
Kegiatan ini selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) poin 4 tentang Pendidikan Berkualitas, karena menekankan pentingnya peran pendidik dalam membangun kapasitas dan kualitas sumber daya manusia di bidang kesehatan. Selain itu, penghargaan purnabakti ini juga mendukung SDGs poin 17 tentang Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, mengingat perjalanan karier Prof. Erna sarat dengan kerja sama lintas disiplin, baik di dalam negeri maupun internasional, yang memperkuat jejaring keilmuan dan penelitian.

Dengan berakhirnya masa tugas beliau, Departemen Farmakologi dan Terapi FK-KMK UGM berharap semangat, integritas, dan kontribusi Prof. Erna tetap menjadi inspirasi. Meskipun memasuki masa purnabakti, dedikasi dan kiprah beliau diyakini akan terus memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kesehatan masyarakat Indonesia.

Dalam pidato pengukuhan berjudul “Peranan Farmakovigilans dalam Pengawalan Keamanan Obat untuk Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang Aman dan Efektif bagi Individu dan Masyarakat Indonesia: Menyongsong Era Kedokteran Presisi”, Prof. dr. Nafrialdi, Ph.D., Sp.PD., Sp.FK. menekankan pentingnya farmakovigilans. Bidang ini merupakan disiplin ilmu yang berfokus pada deteksi, penilaian, pemahaman, dan pencegahan efek samping obat (ESO) maupun masalah terkait obat lainnya.
Prof. Nafrialdi menjelaskan bahwa perkembangan kedokteran presisi menuntut sistem farmakovigilans yang lebih kuat. Dengan pemantauan obat yang komprehensif, masyarakat akan mendapatkan layanan kesehatan yang lebih aman, efektif, dan sesuai dengan kebutuhan individu. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia serta penguatan riset farmakologi klinik.
Partisipasi FK-KMK UGM dalam kegiatan ini tidak hanya mencerminkan komitmen dalam mendukung pengembangan ilmu farmakologi, tetapi juga mempertegas peran perguruan tinggi dalam membangun sinergi antar-lembaga. Kehadiran tersebut diharapkan dapat memperkuat kolaborasi penelitian, pendidikan, dan praktik klinis di masa depan.

Kegiatan ini selaras dengan SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) melalui peningkatan keamanan obat bagi masyarakat, SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) lewat penguatan peran akademisi dalam pengembangan ilmu, serta SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) melalui kolaborasi antara dua institusi besar, UGM dan UI, demi peningkatan mutu pelayanan kesehatan nasional.
Dalam kesempatan tersebut, peserta diajarkan metode praktis untuk mendeteksi keberadaan formalin, boraks, dan merkuri pada bahan pangan menggunakan rapid test. Tiga zat tersebut kerap ditemukan sebagai bahan tambahan ilegal yang membahayakan kesehatan, mulai dari gangguan organ hingga risiko kanker. Dengan penguasaan teknik deteksi sederhana namun akurat, tenaga kesehatan di Puskesmas diharapkan dapat melakukan pemantauan lebih efektif terhadap peredaran pangan di masyarakat.
dr. Yolanda menjelaskan bahwa pelatihan ini dirancang agar mudah diaplikasikan di lapangan tanpa memerlukan laboratorium canggih. Peserta diajak melakukan praktik langsung dengan sampel makanan sehingga dapat memahami langkah-langkah pemeriksaan secara runtut. Selain itu, dibahas pula strategi komunikasi risiko kepada masyarakat agar hasil temuan dapat ditindaklanjuti dengan edukasi yang tepat.
Kepala Tata Usaha Puskesmas Imogiri II menyambut baik kegiatan ini dan menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menjaga keamanan pangan di wilayah kerja mereka. Menurutnya, keterampilan ini akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap peran Puskesmas sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan.
Pelatihan ini tidak hanya mendukung upaya peningkatan kesehatan (selaras dengan SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera) tetapi juga memperkuat kapasitas tenaga kesehatan dalam memperoleh pengetahuan baru (SDG 4: Pendidikan Berkualitas). Lebih jauh, kerja sama antara FK-KMK UGM dengan Puskesmas Imogiri II menunjukkan pentingnya kemitraan untuk mencapai tujuan (SDG 17).
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan tenaga kesehatan di Puskesmas mampu melakukan deteksi dini terhadap cemaran kimia berbahaya pada makanan, sehingga masyarakat dapat terlindungi dari risiko kesehatan jangka panjang. Kegiatan serupa diharapkan terus digalakkan untuk memperluas jangkauan pengawasan keamanan pangan di berbagai wilayah.
Ketua Departemen, Prof. Dr. dr. Eti Nurwening Sholikah, M.Kes., M.Med.Ed., Sp.KKLP., menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas dedikasi, kerja keras, dan kontribusi Ibu Rena selama bertahun-tahun dalam mendukung kelancaran tugas akademik maupun laboratorium. “Pengabdian Ibu Rena telah menjadi bagian penting dalam perjalanan dan capaian Departemen Farmakologi dan Terapi. Jejak kerja beliau akan selalu menjadi teladan,” ujar Prof. Eti dalam sambutannya.
Selama masa pengabdiannya, Ibu Rena tidak hanya menjalankan tugas dengan profesionalisme, tetapi juga menghadirkan suasana kerja yang harmonis. Rekan-rekan kerja mengapresiasi ketelatenan dan ketulusan beliau dalam membantu berbagai kegiatan akademik maupun non-akademik. Pelepasan ini menjadi momen refleksi bahwa keberhasilan sebuah institusi tidak lepas dari kontribusi semua pihak, termasuk tenaga kependidikan yang kerap bekerja di balik layar.
Kegiatan ini merupakan perwujudan SDG 3 (Good Health and Well-Being) melalui dukungan lingkungan kerja yang sehat dan saling menghormati, serta SDG 4 (Quality Education) dengan memastikan keberlangsungan mutu layanan pendidikan melalui peran penting tenaga kependidikan.
Departemen Farmakologi dan Terapi FK-KMK UGM mengucapkan selamat memasuki masa purna tugas kepada Ibu Rena Widani. Semoga masa baru ini membawa kebahagiaan, kesehatan, dan keberkahan di setiap langkah.

Klaster Biomedis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di SMP Negeri 2 Imogiri pada 6 Agustus 2025. Kegiatan ini melibatkan perwakilan dari Departemen Farmakologi dan Terapi FK-KMK UGM, yaitu dr. Rul dan dr. Yolanda, yang turut berperan aktif dalam seluruh rangkaian acara.
Pengabdian ini bertujuan meningkatkan kesadaran kesehatan dan mendorong perilaku hidup sehat di kalangan remaja. Rangkaian kegiatan meliputi pemeriksaan kesehatan dasar bagi siswa, yang mencakup pengukuran tekanan darah, pemeriksaan tinggi dan berat badan, serta penilaian status gizi. Selain itu, tersedia layanan konsultasi kesehatan yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkonsultasi langsung mengenai masalah kesehatan fisik maupun kebiasaan hidup sehari-hari.