Departemen Farmakologi dan Terapi FK-KMK UGM Bersama Departemen Mikrobiologi menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang diselenggarakan pada Sabtu, 15 November 2025, di Padukuhan Sompok, Kalurahan Sriharjo, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul. Kegiatan ini mengusung tema “Pengendalian Leptospirosis dan Pemberdayaan Masyarakat melalui REWANG (Relawan dan Warga Antisipasi Keracunan Pangan dan Peduli Gizi Seimbang)”.
Latar Belakang
Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia, dengan angka kejadian yang terus meningkat. Sementara itu, sistem imun memainkan peran krusial dalam respons tubuh terhadap kanker dan berbagai penyakit lainnya. Penelitian mengenai immunomodulator, baik sebagai terapi kanker maupun untuk penyakit autoimun dan infeksi, semakin berkembang dan membutuhkan pendekatan yang lebih baik dalam pemodelan hewan coba.
Untuk menghasilkan penelitian yang berkualitas dan relevan dengan kondisi klinis manusia, diperlukan pemahaman mendalam tentang pemilihan, pembuatan, serta validasi model hewan coba untuk kanker dan immunomodulator. Oleh karena itu, Departemen Farmakologi dan Terapi FKKMK UGM bermaksud mengadakan Pelatihan Model Hewan Coba untuk Penelitian Kanker dan Immunomodulator.
Departemen Farmakologi dan Terapi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) memperkuat sinergi dalam pengembangan pendidikan tinggi dan penelitian melalui kerja sama internasional dengan Institute of Science Tokyo, Jepang. Kegiatan ini berfokus pada penguatan kolaborasi promotor dalam Program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU). Melalui kerja sama ini, diharapkan kinerja serta kualitas penyelenggaraan program pascasarjana di Indonesia, khususnya pada perguruan tinggi penyelenggara PMDSU, dapat semakin meningkat.
Yogyakarta, 16 Oktober 2025 – Departemen Farmakologi dan Terapi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) sukses menyelenggarakan Plenary Lecture dan Konferensi bertema pengembangan teknologi kesehatan. Kegiatan yang berlangsung secara hybrid ini dihadiri oleh lebih dari 200 peserta baik dari kalangan akademisi, peneliti, praktisi, hingga pembuat kebijakan di bidang kesehatan, dan pemateri dari dalam dan luar negeri.
Acara dibuka secara resmi oleh Dekanat FK-KMK UGM setelah sambutan dari Ketua Departemen Farmakologi dan Terapi. Kegiatan ini diawali dengan dua sesi Plenary Lecture yang menghadirkan narasumber luar negeri Prof. Dr. Asrul Akmal Shafie dari Universiti Sains Malaysia membawakan materi mengenai The Role of Pharmacoeconomic on HTA and Health Product Development. Dalam materi tersebut ia menyoroti pentingnya evaluasi ekonomi dalam pengambilan keputusan terkait pengembangan produk kesehatan.
Departemen Farmakologi dan Terapi FK-KMK UGM menyelenggarakan Workshop Pemanfaatan Medical Record dalam Penelitian Klinis pada Sabtu, 11 Oktober 2025. Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari kalangan mahasiswa, dosen, dan profesi kesehatan yang ingin memperkuat kemampuan riset klinis berbasis data rekam medis. Melalui workshop ini, peserta mendapatkan pemahaman komprehensif mengenai pemanfaatan medical record sebagai sumber data penting dalam penelitian klinis modern.
Dalam sesi pertama, pemateri menjelaskan fungsi medical record dalam pelayanan kesehatan serta peran strategisnya dalam penelitian klinis. Peserta diajak memahami struktur dan isi rekam medis, variasi format data, serta bagaimana rekam medis digunakan untuk menilai luaran kesehatan, efektivitas terapi, hingga pola penggunaan obat pada populasi pasien. Selanjutnya, peserta mendapatkan materi mengenai aspek etika dalam penggunaan rekam medis untuk penelitian, termasuk kerahasiaan identitas pasien, prinsip persetujuan etik, serta regulasi yang berlaku di Indonesia.
Departemen Farmakologi dan Terapi FK-KMK UGM kembali menyelenggarakan kegiatan ilmiah yang bertujuan memperluas wawasan dan keterampilan praktis di bidang terapi berbasis genetika melalui Workshop Pharmacogenomics Role in Precision Medicine pada Jumat, 10 Oktober 2025. Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari lingkungan akademik dan praktisi kesehatan yang antusias mempelajari aplikasi farmakogenomik dalam praktik kedokteran modern.
Workshop ini dirancang untuk menggabungkan teori dan praktik laboratorium sehingga peserta memperoleh pengalaman langsung mengenai tahapan analisis genetik yang berperan penting dalam pengembangan pengobatan presisi. Kegiatan dipandu oleh para dosen dari Departemen Farmakologi dan Terapi FK-KMK UGM yang memiliki keahlian di bidang farmakogenomik. Para peserta melakukan serangkaian praktikum yang mencakup DNA isolation, single nucleotide polymorphism (SNP) genotyping menggunakan teknik real-time polymerase chain reaction (RT-PCR), serta pembacaan hasil sekuensing untuk mengidentifikasi variasi genetik yang dapat memengaruhi respon obat.
Upaya memperkuat implementasi precision medicine di Indonesia kembali mendapatkan momentum melalui kegiatan Webinar “Pharmacogenomics Role in Precision Medicine” yang diselenggarakan dalam rangka 7th Jogjakarta Annual Meeting of Pharmacology and Therapy (JAPEMETHE) serta Rapat Koordinasi Nasional Ikatan Farmakologi Indonesia (Rakornas IKAFARI) 2025. Kegiatan ini diikuti oleh akademisi, peneliti, tenaga kesehatan, dan mahasiswa dari berbagai wilayah di Indonesia yang menunjukkan tingginya perhatian terhadap implementasi farmakogenomik dalam praktik klinik.
Dua dosen Departemen Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada turut berpartisipasi dalam Kongres ke-59 EUROTOX 2025, yang diselenggarakan oleh European Societies of Toxicology pada 14–17 September 2025 di Athena, Yunani. Kongres internasional bergengsi ini mengusung tema “Toxicology Addresses Society’s Real Life Risk for Sustainable Health and Well Being”, yang menyoroti peran toksikologi dalam menghadapi tantangan kesehatan masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan.
Salah satu narasumber utama adalah Dosen Departemen Farmakologi dan Terapi FK-KMK UGM, Dr.rer.nat. apt. Arko Jatmiko Wicaksono, M.Sc. Dalam paparannya, Arko menegaskan pentingnya penggunaan obat secara bijak dalam mendukung aktivitas kebugaran, khususnya bagi atlet profesional. “Pemilihan obat tidak boleh sembarangan. Harus berbasis diagnosis, legalitas, dan sesuai regulasi Badan Anti Doping Dunia (WADA). Peran farmakolog sangat dibutuhkan untuk memastikan keamanan serta kepatuhan dalam penanganan cedera,” jelasnya. Pandangan ini memperkuat pesan bahwa aspek farmakologi memiliki kontribusi vital dalam pengembangan smart wellness tourism.
Webinar ini juga menghadirkan apt. Firda Ridhayani, M.Clin.Pharm., staf pengajar FK-KMK UGM, yang berperan sebagai moderator. Firda mengarahkan jalannya diskusi secara interaktif sehingga peserta mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai keterkaitan olahraga, gizi, farmakologi, dan manajemen cedera. Kombinasi narasumber berpengalaman dan moderator yang komunikatif membuat kegiatan ini berlangsung dinamis dan sarat manfaat.
Selain menekankan aspek medis, webinar turut membuka ruang bagi mahasiswa Magister Ilmu Biomedik untuk menyampaikan diseminasi ilmiah, yang menambah nilai akademis sekaligus memperkuat kontribusi UGM dalam pengabdian berbasis pengetahuan. Dukungan berbagai pihak, termasuk Pusat Kedokteran Herbal dan PPKORI DIY, memperlihatkan kuatnya kolaborasi lintas sektor dalam mendorong sinergi kesehatan dan pariwisata. Kegiatan ini sejalan dengan upaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya: SDG 3 (Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan) melalui edukasi pencegahan dan penanganan cedera olahraga, SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) lewat diseminasi ilmu dan pembelajaran publik, SDG 9 (Inovasi dan Infrastruktur) dengan pengembangan platform daring pengecekan produk doping, dan SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) melalui kolaborasi akademisi, praktisi, dan komunitas dalam menyukseskan wellness tourism.
Dengan antusiasme peserta yang tinggi dan dukungan para pakar, kegiatan ini diharapkan menjadi pijakan penting bagi Yogyakarta untuk memperkuat citra sebagai pusat wellness tourism nasional, sekaligus memberi kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui pendekatan berbasis ilmu pengetahuan.
Pada kesempatan tersebut, apt. Firda Ridhayani, M.Clin.Pharm., menyampaikan materi dengan topik “Tantangan dan Kesiapan Departemen dalam Pengujian Produk Biosimilar”. Topik ini diangkat sejalan dengan perkembangan pesat terapi biologis, termasuk biosimilar, yang menuntut kesiapan tenaga akademik dan peneliti dalam memahami regulasi, metodologi, serta aspek klinis yang menyertainya.
Kegiatan CME ini tidak hanya menjadi forum berbagi pengetahuan, tetapi juga wadah diskusi strategis untuk memperkuat kapasitas Departemen dalam menghadapi dinamika penelitian dan pengembangan produk biosimilar. Diskusi membahas peran akademisi dalam mendukung pengujian yang berbasis bukti ilmiah, serta pentingnya kolaborasi lintas bidang dalam menjawab tantangan di lapangan.
Penyelenggaraan CME ini sejalan dengan upaya Departemen Farmakologi dan Terapi mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Kegiatan ini mendukung SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) dengan mendorong akses pada terapi yang aman dan efektif melalui pemahaman yang komprehensif mengenai biosimilar. Selanjutnya, melalui peningkatan kapasitas dosen, kegiatan ini turut berkontribusi pada SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), khususnya dalam ranah pendidikan tinggi kedokteran. Di sisi lain, diskusi yang mengarah pada peluang kolaborasi dengan industri farmasi menunjukkan praktik nyata dari SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan)